Pemerintah
telah membuat rencana besar terhadap PT Indonesia Asahan Alumunium
(Inalum) yang telah diambil alih dari tangan Jepang. Mulai dari peningkatan produksi, pengembangan kawasan, hingga hilirisasi alumunium menjadi komponen pembuatan pesawat terbang.
Menteri
Perindustrian MS Hidayat mengatakan, hilirisasi akan dilakukan secara
bertahap. Mulai dari bahan mentah, produk setengah jadi, hingga kualitas
paling tinggi yang biasa digunakan untuk teknologi canggih.
"Kita
akan gerakan hilirisasi atau downstream di sana (Inalum), yang
menggunakan produk alumunium dari Inalum. Kualitasnya akan kita
tingkatkan. Salah satunya adalah alumunium alloy yang digunakan untuk
bahan pembuatan pesawat terbang," ungkap Hidayat, di kantor Kemenko
Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (6/3/2014)
Hidayat
mengatakan, saat ini pemerintah tengah berkonsentrasi dalam pembuatan
peraturan pemerintah (PP) untuk menjadikan Inalum sebagai BUMN. Kemudian
adalah rancangan untuk penambahan modal terhadap Inalum.
Berlanjut
Inalum akan ada penningkatan produksi menjadi 470 ribu ton per tahun.
Saat ini produksi dari Inalum adalah 250.000 ton per tahun. Diharapkan
pada tahun 2017 itu tercapai.
"Ini akan dilakukan peningkatakan produksi menjadi 470 ribu ton," ujarnya.
Untuk
penambahan modalnya, dua opsi yang bisa dilakukan adalah Penyertaan
Modal Negara (PMN) dan IPO. Namun Hidayat lebih optimistis untuk jangka
panjang, Inalum dapat melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Harus ada jalan keluar dari rencana investasi baru. Kalau saya sarankan IPO," sebut Hidayat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar