Perusahaan
tekstil dan garmen, PT Sri Rejeki Isman (Sritex) di Sukoharjo, Jawa
Tengah sudah tersohor di seluruh dunia karena kualitas kain dan pakaian
yang diproduksi.
Perusahaan
yang didirikan oleh (Alm) HM Lukminto itu dikenal juga dengan produksi
seragam militernya yang sudah dikirim ke 30 negara dengan spesifikasi
canggih.
Berawal dari usaha kecil di Pasar Klewer, Solo tahun
1966, usaha HM Lukminto semakin berkembang hingga akhirnya mendirikan
pabrik di Sukoharjo dan diresmikan oleh Presiden Soeharto tahun 1992.
Direktur PT
Sritex, Sri Sartono Basuki mengatakan PT Sritex sudah sejak lama
memproduksi pakaian seragam untik Polisi dan TNI, kemudian suatu waktu
tentara Indonesia dan North Atlantic Treaty Organization (NATO) bertukar
seragam layaknya pemain bola bertukar jersey.
"Kemudian dites,
dibandingkan dengan Amerika dan ternyata lebih baik (kualitasnya). Waktu
itu (PT Sritex) orientasinya masih fashion," kata Sartono saat
detikFinance mengunjungi pabrik PT Sritex di Sukoharjo, Jawa Tengah,
Rabu (12/3/2014).
"Tahun 1994 melakukan perjanjian dengan NATO," imbuhnya.
Sejak
saat itu kualitas seragam militer yang diproduksi oleh PT. Sritex pun
menyebar ke berbagai belahan dunia hingga akhirnya kini PT. Sritex
memenuhi pesanan seragam militer untuk 30 negara.
"Sebelumnya
kami sudah membuat seragam untuk TNI Polri sebagai customer pertama.
Ternyata dari mulut ke mulut pun jadi marketing luar biasa," tandasnya.
Berbagai
negara memesan seragam militer dengan spesifikasi yang berbeda, ada
seragam tentara anti peluru, anti radiasi, anti nyamuk, anti api, anti
air, dan sebagainya. Bahkan saat ini PT Sritex sedang mengembangkan
seragam militer kamuflase yang konon bisa berubah warna sesuai
lingkungan alam.
"Baru tahapan, belum sedetail (berubah warna) itu, kami mengkondisikan untuk ke sana," tandasnya.
Selain seragam militer, PT. Sritex juga membantu pengembangan Hovercraft milik TNI AD, kemudian tenda, dan ransel militer.
Di
tempat yang sama, Presiden Direktur Sritex Iwan Lukminto mengatakan
untuk seragam militer, kompetitor paling kuat berada di Eropa. PT Sritex
tetap menjadi pilihan berbagai negara karena kualitasnya yang terjamin
dan masuk standar NATO. Salah satu produk yang kualitasnya sudah
terpercaya adalah rompi anti peluru.
"Spesifikasi militer sampai level empat, yaitu laras panjang dan serangan jarak dekat. TNI pakai juga itu," tegas Iwan.
Selain
itu ada juga ransel serbu yang bisa digunakan untuk pelampung. Jadi
jika tas tersebut berada di sungai atau laut, pemakainya masih bisa
mengambang. PT Sritex juga kedepannya akan membuat parasut, sehingga
tidak lagi impor dari negara lain.
"Ke depan akan membuat
payungnya (untuk terjun payug) jadi tidak impor. Tapi itu harus
hati-hati, betul-betul harus bagus mesinnya dan kualitas kontrol saat
membuat karena berhubungan dengan nyawa," tandasnya.
Saat ini
sudah 30 negara yang pasukan militernya dibalut dengan seragam buatan
pabrik di Sukoharjo itu,antara lain tentara Jerman, Inggris, Uni Emirat
Arab, Malaysia, Somalia, Australia, Kroasia, Hong Kong, dan lainnya. (Detik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar